~CHE.R.RY~
Ide awal lagu ini berawal dari keinginannya untuk membuat lagu yang diawali nada chord F.”Jarang ada lagu yang diawali chord F, makanya aku ingin mencoba. Saat membuat lagu ini, aku merasa nadanya terdengar segar dan beda dari laguku sebelumnya,” terang YUI. Untuk liriknya, YUI mencoba menyesuaikan dengan tema musim semi. Ia membayangkan pertemuan dan perpisahan di musim itu; dimulainya tahun ajaran baru, orang-orang saling bertemu untuk pertama kalinya dan jatuh cinta. Sebisa mungkin Ia berharap untuk membuat lagu bernuansa positif yang dapat membuat pendengarnya berdebar-debar karena senang, membayangkan kisah cinta yang akan terjadi pada musim semi. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat lagu ini dengan imej siswi SMA yang mulai jatuh cinta. Kata Cherry memiliki makna cinta pertama.YUI berkata bahwa tanda titik yang menjadi pemisah dalam kata tersebut sengaja dipakai untuk memberi kesan manis cinta yang baru bersemi yang diibaratkan seperti sakura yang sedang mekar.
~Driving Today~
Lagu ini sejak awal sudah dipersiapkan untuk jadi lagu penyerta single CHE.R.RY. YUI merasa setelah mendengar CHE.R.RY yang ceria, rasanya pas jika lagu berikutnya adalah lagu yang membuat rileks. “Mulanya aku merasa lagu ini terdengar seperti lagu Perancis atau Italia. Bagian chorusnya juga terdengar sebagai lagu barat. Ya…Mungkin itu karena aku waktu itu menyanyikannya dengan lirik asal-asalan,” kata YUI sambil tertawa.
~Tokyo~
YUI bercerita bahwa lagu ini sesuai dengan kisah hidup Kaoru yang diperankannya. “Perasaan pertama yang muncul dari lagu ini adalak kelembutan yang ditunjukkan secara canggung. Aku menulis liriknya dengan berpatokan pada hari-hari yang dilalui Kaoru. Arti lagu ini adalah saat menyukai seseorang akan muncul sosok diri kita yang baru dan ucapan selamat tinggal pada kehidupan menyenangkan yang dilalui selama ini. Dalam Taiyou no Uta, aku lebih merasa hidup sebagai Kaoru dan bukan sekedar memerankannya. Aku ingin menggambarkan perasaan bahagianya karena dicintai dan kesadarannya bahwa kelak semua ini akan berakhir,” jelas YUI.
~Namidairo~
Bermula dari pemikiran bahwa setiap orang pasti pernah merasakan hati mereka seperti Namidairo (warna airmata/sedih). Meski kesedihannya berbeda-beda, tapi pasti semua orang pernah mengalaminya. Untuk liriknya, YUI ingin memakai kata-kata yang nyata. YUI tidak ingin memakai sesuatu yang besar, namun sesuatu yang lebih kecil dan dekat. Ditanya tentang apa warna dari namidairo seorang YUI, ia menjawab bahwa tidak ada warna pasti. Tergantung dari situasi. YUI juga mengatakan bahwa orang yang lembut adalah orang yang yang licik. Karena lembut maka bisa membuat orang menangis. Tapi setelah dipikir-pikir, YUI berkata mungkin ini kelembutan yang lemah. Tentang lirik “wajah sedih terpantul di genangan air”, YUI berkata “Aku pikir saat berjalan-jalan kita pasti melihat dan mendengar banyak hal. Misalkan hanya sepintas melihat genangan air, tapi di sana terpantul wajah kita. Atau bahkan cahaya rembulan. Aku ingin coba menggambarkan situasi seperti itu dalam lagu ini.”
~I Wanna be~
YUI menulis lagu dengan harapan bisa terus bermusik. Lagu ini diciptakan akhir tahun 2007. Saat itu, YUI hendak membeli buku agenda, tapi saat memikirkan tahun 2008, YUI jadi takut sendiri. Ia merasa di saat-saat seperti itu adalah saat paling tepat untuk menulis lagu. Jadi, YUI pun mulai bermain gitar dan menciptakannya. Ketika disuruh menjelaskan lebih detil tentang ”takut” yang ia rasakan, YUI menjawab ”Hmmm...Misalnya bila aku berpikir penggemar akan berhenti mendengarkan lagu-laguku, aku jadi merasa takut. Sejujurnya aku hanya ingin terus bermusik dan memperdengarkan laguku pada orang banyak. Aku tidak terlalu memperdulikan rangking. Kalau tidak ada yang mendengarkan laguku, rasanya jadi sedih”.
source : yyfihome
0 komentar:
Posting Komentar